TEROPONGPUBLIK.CO.ID - Suasana Masjid Agung At-Taqwa Kota Bengkulu begitu ramai dipenuhi ribuan jamaah dari berbagai daerah. Kehadiran mereka bukan hanya untuk menjalankan ibadah subuh berjamaah, tetapi juga mengikuti musyawarah akbar dalam rangka menyukseskan kegiatan "Tablig Akbar Indonesia Berdoa" yang akan digelar pada 28 hingga 30 November 2025 mendatang.
Acara ini menjadi ajang konsolidasi umat dari berbagai provinsi, khususnya Pulau Sumatera dan Pulau Jawa, yang datang ke Bengkulu demi satu tujuan mulia: memperkuat tali ukhuwah dan membangun gerakan nasional berlandaskan nilai-nilai spiritual.
Gubernur Bengkulu Helmi Hasan hadir langsung dalam kegiatan tersebut dan menyampaikan seruan penting kepada masyarakat. Dalam sambutannya, ia mengajak seluruh lapisan umat untuk menghidupkan rumah ibadah selama 24 jam setiap harinya. Menurutnya, rumah ibadah yang terus hidup dengan amalan dan kegiatan keagamaan merupakan kunci turunnya keberkahan dan penyelesaian berbagai persoalan umat.
"Jauhilah musibah dan selesaikan semua masalah dengan menghidupkan rumah ibadah 24 jam sehari. Jika suatu daerah memakmurkan rumah ibadah, Allah akan turunkan keberkahan dari langit dan keluarkan berkah dari dalam bumi," tutur Helmi Hasan di hadapan ribuan jamaah.
Ia menekankan bahwa kemegahan fisik masjid tidak cukup untuk menghindarkan umat dari bencana dan ujian kehidupan. Yang lebih penting adalah kehidupan spiritual di dalamnya.
"Meskipun bangunan rumah ibadah tampak indah dan megah, namun jika sepi dari amalan, zikir, dan silaturahmi, maka tidak akan sanggup menghadang malapetaka," lanjutnya.
Gubernur juga mengingatkan umat Islam pada sejarah Masjid Nabawi di masa Rasulullah SAW. Meski bangunannya sangat sederhana, tetapi amalan yang dilakukan di dalamnya mampu menarik pertolongan besar dari Allah SWT. Bahkan dari masjid itulah lahir peradaban yang mampu menaklukkan dua imperium besar dunia saat itu.
Alumni Universitas Bengkulu ini kemudian menyoroti pentingnya dakwah sebagai amalan yang wajib dihidupkan di tengah masyarakat. Ia mengatakan bahwa dakwah bisa dilakukan oleh siapa saja, tanpa batas kemampuan fisik atau latar belakang sosial.
"Semua orang bisa berdakwah. Tidak harus sempurna secara fisik. Bahkan yang tuli, bisu, atau tidak memiliki kaki dan tangan, semua bisa saling mengajak kepada kebaikan. Pahalanya besar, dan kerjanya ringan," jelas Helmi Hasan.
Politikus yang dikenal aktif dalam gerakan dakwah ini juga mengingatkan tentang kekeliruan sebagian orang dalam memahami arti kesuksesan dan kebahagiaan.
"Banyak orang mengira kebahagiaan dan keselamatan terletak pada harta, jabatan, dan popularitas. Ini keliru besar. Satu-satunya tempat kebahagiaan dan keselamatan sejati adalah dalam amalan agama yang sempurna, yang telah menjadi ketetapan sejak manusia diciptakan sampai hari kiamat," tegasnya.
Musyawarah akbar tersebut bukan hanya menjadi forum diskusi keagamaan, tetapi juga wujud kesiapan masyarakat Bengkulu dalam menjadi tuan rumah yang baik. Banyak masjid dan rumah warga yang telah bersedia terbuka untuk menjamu para tamu dari luar daerah. Spirit kebersamaan dan semangat ukhuwah Islamiyah begitu terasa dalam kegiatan ini.
Dengan semangat kebersamaan yang tinggi dan nilai keimanan yang ditekankan oleh para tokoh agama dan pemimpin daerah, acara Tablig Akbar Indonesia Berdoa diharapkan menjadi momentum penting dalam membangun kesadaran spiritual dan sosial umat Islam di Indonesia, khususnya dari Bumi Rafflesia yang religius ini.
Pewarta: Amg
Editing: Adi Saputra