TEROPONGPUBLIK.CO.ID - Dari kejauhan, terlihat seperti sang putri pagi melambaikan tangan dan menari, disinari gemerlapan lampu yang berkedip-kedip bagai di dalam sebuah diskotik. Ribuan manusia berlomba ingin menghampirinya, namun setelah dekat, ternyata itu adalah sebuah Tabut, kebudayaan khas daerah Bengkulu yang selalu dilaksanakan setiap tahunnya. Kebudayaan ini memang ditunggu oleh semua kalangan masyarakat, baik dari dalam maupun luar daerah, bahkan hingga mancanegara.Kebudayan ini yang biasa pada tanggal 1 Muharam.
Tabut adalah sebuah festival yang diadakan untuk memperingati peristiwa Karbala. Festival ini sudah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan masyarakat Bengkulu. Selain sebagai ajang untuk melestarikan budaya, acara ini juga memiliki dampak signifikan terhadap perekonomian daerah. Setiap kali acara budaya Tabut digelar, para pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) berkesempatan untuk mengembangkan sayapnya dan mempromosikan hasil karya mereka.
Tidak hanya itu, Festival Tabut juga menjadi panggung bagi para pemuda dan pemudi, generasi muda Bengkulu, untuk menampilkan seni dan kreasi mereka. Seni tari, musik, dan berbagai bentuk seni tradisional lainnya dipertunjukkan di hadapan pengunjung. Hal ini tidak hanya membuat mereka dikenal di seluruh Indonesia, tetapi juga menarik perhatian wisatawan mancanegara.
Salah satu aspek yang membuat Festival Tabut begitu istimewa adalah keragaman acara yang ditampilkan. Mulai dari arak-arakan Tabut, tarian tradisional, hingga pameran kerajinan tangan. Selama festival berlangsung, jalan-jalan di Bengkulu dipenuhi oleh pedagang yang menjual berbagai jenis makanan khas, suvenir, dan hasil kerajinan lokal. Ini memberikan dampak positif langsung terhadap perekonomian setempat.
Menurut salah satu pedagang kaki lima, Ahmad (45), acara ini memberikan penghasilan tambahan yang signifikan bagi keluarganya. "Setiap tahun, kami menunggu Festival Tabut. Ini adalah kesempatan besar bagi kami untuk menjual produk kami kepada pengunjung dari berbagai daerah," ujarnya.
Festival Tabut juga berhasil menarik perhatian pemerintah pusat. Tidak heran jika pada akhirnya, kebudayaan Tabut ini diakui sebagai salah satu event nasional. Pengakuan ini tidak hanya memperkuat posisi Bengkulu sebagai destinasi wisata budaya, tetapi juga membuka peluang lebih besar bagi promosi pariwisata dan budaya Indonesia secara umum.
Tidak hanya dari sisi ekonomi, dari sisi budaya dan sosial, Festival Tabut mampu mempererat hubungan antarmasyarakat. Semua elemen masyarakat terlibat dalam persiapan dan pelaksanaan festival ini. Kebersamaan dan gotong royong terlihat jelas dalam setiap tahapannya, mulai dari pembuatan Tabut, persiapan tari-tarian, hingga penataan panggung dan dekorasi.
Di sisi lain, pemerintah daerah Bengkulu juga terus berupaya untuk meningkatkan kualitas penyelenggaraan Festival Tabut. Mereka bekerja sama dengan berbagai pihak untuk memastikan acara ini berjalan lancar dan semakin menarik minat wisatawan. "Kami berkomitmen untuk terus melestarikan dan mengembangkan budaya Tabut ini. Ini bukan hanya tentang tradisi, tetapi juga tentang kebanggaan kita sebagai masyarakat Bengkulu," ujar Gubernur Bengkulu dalam pidato pembukaan Festival Tabut tahun ini.
Festival Tabut, dengan segala kemeriahan dan kegemilangannya, bukan hanya sekadar perayaan tahunan. Ini adalah cerminan dari kekayaan budaya, semangat gotong royong, dan potensi ekonomi Bengkulu. Setiap tahunnya, festival ini tidak hanya menarik ribuan pengunjung, tetapi juga membawa harapan baru bagi perekonomian dan kebudayaan daerah.
Dengan terus berlanjutnya Festival Tabut, diharapkan Bengkulu akan semakin dikenal, baik di kancah nasional maupun internasional. Lebih dari sekadar acara budaya, Festival Tabut adalah simbol kebanggaan dan identitas masyarakat Bengkulu yang kaya akan tradisi dan semangat kebersamaan.
(AMG)