TEROPONGPUBLIK.CO.ID <<<>>> Pemerintah Kota (Pemkot) Bengkulu terus berupaya menata ulang aktivitas perdagangan di Pasar Panorama, khususnya dengan memindahkan para pedagang yang masih berjualan di luar area pasar atau di sepanjang jalan menuju ke dalam gedung pasar. Langkah relokasi ini bertujuan untuk menciptakan ketertiban, kenyamanan, dan kelancaran akses di kawasan pasar yang selama ini kerap macet akibat aktivitas jual beli di luar area resmi.
Wali Kota Bengkulu, Dedy Wahyudi, menegaskan bahwa relokasi ini dilakukan secara bertahap dan humanis tanpa mengedepankan tindakan represif. Ia pun memahami keinginan beberapa pedagang yang bersedia direlokasi ke dalam pasar, namun ingin membangun tempat usaha mereka sendiri.
“Beberapa pedagang menyampaikan bahwa mereka ingin menempati area dalam pasar tapi ingin membangun kios atau lapaknya sendiri agar lebih representatif. Tentu kami izinkan, tidak masalah, tetapi ada satu syarat yang harus disepakati bersama,” ujar Dedy, Selasa (14/5).
Syarat yang dimaksud adalah bahwa bangunan yang dibangun oleh pedagang secara mandiri tersebut tidak akan mendapatkan kompensasi atau ganti rugi apabila suatu saat nanti pemerintah memutuskan untuk melakukan pembangunan ulang atau renovasi di area tersebut.
"Silakan bangun dengan dana pribadi, misalnya ingin mengganti atap dengan bahan yang lebih bagus, tidak apa-apa. Tapi kami tegaskan bahwa ketika pemerintah ingin melakukan pembangunan di lokasi itu, maka pedagang tidak bisa menuntut ganti rugi. Ini sudah menjadi kesepakatan di awal," lanjut Dedy.
Pihaknya menegaskan bahwa pembangunan dan penataan Pasar Panorama merupakan bagian dari komitmen pemerintah dalam meningkatkan kualitas fasilitas umum, termasuk area perdagangan tradisional yang menjadi pusat ekonomi rakyat.
Wali Kota Dedy juga kembali mengimbau kepada pedagang yang masih bertahan di luar area pasar untuk segera masuk dan menempati lokasi yang telah disiapkan. Ia memastikan bahwa hingga saat ini masih tersedia banyak ruang kosong di dalam pasar yang bisa digunakan para pedagang.
“Di dalam pasar itu masih banyak tempat yang belum terisi. Jadi tidak ada alasan untuk tetap berjualan di jalan. Relokasi ini baru tahap awal. Kami ingin proses ini berjalan secara bertahap, tertib, dan damai. Kami mohon pengertian dan dukungan dari semua pihak, terutama para pedagang,” ujarnya.
Lebih lanjut, Dedy menyampaikan bahwa pihaknya tidak ingin mengambil langkah terburu-buru atau bersifat memaksa. Namun ia menegaskan bahwa tujuan akhir dari program ini adalah agar seluruh aktivitas jual beli bisa berlangsung di dalam area pasar, bukan di jalan atau trotoar yang seharusnya digunakan untuk pejalan kaki dan lalu lintas kendaraan.
“Kami tidak ingin bertindak grasak-grusuk. Tapi kami pastikan nanti tidak ada lagi yang berjualan di jalan. Ini semua demi kebaikan bersama dan wajah kota yang lebih tertib dan nyaman,” tutup Dedy.
Pewarta : Amg
Editing : Adi Saputra