TEROPONGPUBLIK.CO.ID <<<>>> Menjelang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada), suasana di berbagai sudut kota mulai ramai dengan spanduk dan baliho para bakal calon (Bacalon). Tidak hanya menghiasi dinding dan papan reklame, banyak dari alat peraga kampanye ini juga dipasang di pohon-pohon. Sayangnya, pemasangan spanduk dengan cara menancapkan paku ke batang pohon telah menyebabkan kerusakan yang cukup serius, bahkan mengakibatkan kematian pada beberapa pohon.
Kampanye politik yang seharusnya menjadi ajang untuk memperkenalkan visi dan misi para calon pemimpin daerah, justru berubah menjadi ancaman bagi lingkungan hidup. Pohon-pohon yang selama ini berfungsi sebagai penyaring udara dan peneduh alami, kini harus menanggung beban dari ambisi politik yang tidak bertanggung jawab.
Fenomena Pemasangan Spanduk di Pohon
Di sepanjang jalan utama kota, terlihat jelas spanduk-spanduk yang dipaku di batang pohon. Mulai dari jalan protokol hingga jalan-jalan kecil, pemandangan ini menjadi hal yang biasa. Para tim sukses Bacalon sering kali tidak memikirkan dampak jangka panjang dari tindakan mereka. Dengan alasan praktis dan mudah terlihat, mereka memilih pohon sebagai tempat memasang alat peraga kampanye tanpa memperhitungkan kerusakan yang ditimbulkan.
Pemasangan spanduk dengan paku menyebabkan luka pada batang pohon. Luka ini bisa menjadi pintu masuk bagi berbagai penyakit dan hama yang menyerang pohon. Jika dibiarkan, luka tersebut dapat mengganggu sistem aliran nutrisi dan air dalam pohon, yang pada akhirnya menyebabkan pohon menjadi layu dan mati.
Dampak Negatif pada Lingkungan
Kerusakan pohon akibat paku kampanye tidak hanya merugikan lingkungan, tetapi juga masyarakat sekitar. Pohon yang mati atau rusak tidak lagi bisa menjalankan fungsinya sebagai peneduh dan penyaring udara. Ini tentu saja berdampak pada kualitas udara di sekitar area tersebut. Selain itu, pohon-pohon yang rusak juga dapat menimbulkan bahaya fisik jika batang atau cabangnya jatuh dan menimpa orang atau kendaraan yang melintas.
Lebih jauh lagi, pohon yang mati akan mempengaruhi ekosistem lokal. Burung dan hewan lainnya yang bergantung pada pohon untuk tempat tinggal dan sumber makanan juga akan ikut terdampak. Kehilangan pohon-pohon ini bisa mengakibatkan penurunan keanekaragaman hayati di area perkotaan.
Tindakan dan Solusi
Berbagai pihak telah menyuarakan keprihatinan mereka terhadap fenomena ini. LSM lingkungan, aktivis, dan masyarakat umum mulai bergerak untuk menyelamatkan pohon-pohon kota. Kampanye penyadaran dan edukasi mengenai pentingnya menjaga pohon dan dampak negatif dari pemasangan spanduk dengan paku terus digencarkan.
Salah satu solusinya adalah dengan mengatur pemasangan alat peraga kampanye agar tidak merusak lingkungan. Pemerintah daerah diharapkan bisa lebih tegas dalam mengeluarkan regulasi mengenai tempat dan cara pemasangan spanduk kampanye. Selain itu, penegakan hukum yang lebih ketat juga diperlukan untuk memberikan efek jera bagi pelanggar.
Komitmen Bacalon terhadap Lingkungan
Para Bacalon juga diharapkan bisa menunjukkan komitmen mereka terhadap pelestarian lingkungan. Menghormati dan menjaga pohon-pohon kota bisa menjadi salah satu wujud nyata dari komitmen ini. Dengan demikian, mereka tidak hanya meraih simpati dari pemilih, tetapi juga turut menjaga kelestarian lingkungan untuk generasi mendatang.
Pilkada seharusnya menjadi ajang yang mendidik masyarakat tentang pentingnya memilih pemimpin yang tidak hanya peduli pada pembangunan fisik, tetapi juga pada kelestarian lingkungan. Dengan cara ini, kampanye politik dapat berjalan tanpa harus merusak alam, dan kota kita bisa tetap hijau dan asri.
Penutup
Masalah pemasangan spanduk kampanye di pohon ini perlu mendapat perhatian serius dari semua pihak. Kesadaran akan pentingnya menjaga lingkungan harus dimiliki oleh seluruh elemen masyarakat, termasuk para politisi yang sedang berlaga dalam Pilkada. Hanya dengan kerjasama yang baik, kita bisa menjaga kelestarian lingkungan sambil tetap menjalankan proses demokrasi yang sehat
(Pewarta :AMG)