TEOPONG PUBLIK.COM - Gema takbir semakin syahdu mengalun. Entah ... Sejak pertama kali takbir berkumandang beberapa jam yang lalu yang dianggap tetaplah sama. Rasa yang menyeruak melesak dan semakin menyesak …
Ini ke 37 kali aku berlebaran tanpa ayah tercinta. Sudah berhasil ku tepis, tapi ternyata ... ya,melankolis lah yang menghujam sadis. Di tambah teman beberapa jam yang lalu tulis di update statusnya “ Takbir mulai berkumandang… aku merindukanmu, Ayah. ”
Ayah ....
Seorang teman mengatakan bahwa ia akan memberikan jalan menuju cahaya .Yang terpenting adalah doa anak lintas yang tiada putus dan ikhlasmenjadi lentera mu di sana.
Bila sakit tadi mereka ziarah kubur untuk berkirim doa dan membersihkan pusara, mungkin saat ini anak-anakmu berhasil merefleksikan rindu dengan cara berbeda.
Kita sudah terpisah raga, itu yang tampak mata. Tapi, rasa hati tetaplah sama. Meskipun kematian adalah pintu gerbang menuju keabadian, kami menitipkan jua untukmu hukuman kerindua dan ucapan selamat datang . “
Semoga Idul Fitri tak hanya membuat tapi tak mengenyampingkan , itu artinya menghantar doa pada orang tua yang telah tiada." Kami mencintaimu ayah, apa pun ... tidak ... sampai kapanpun. ”
BENGKULU,5 JUNI 2019.(AMENG)