Skip to main content

Tarian Tak Senonoh di Objek Wisata Mukomuko Dikecam, Andy Suhary Minta Panitia Bertanggung Jawab

Tarian Tak Senonoh di Objek Wisata Mukomuko Dikecam, Andy Suhary Minta Panitia Bertanggung Jawab

TEROPONGPUBLIK.CO.ID  – Sebuah insiden yang mencoreng citra pariwisata dan nilai-nilai budaya terjadi di salah satu objek wisata di Kabupaten Mukomuko, Provinsi Bengkulu, saat momen libur Lebaran. Dalam sebuah pertunjukan hiburan yang digelar pada siang hari, muncul aksi panggung seorang penyanyi wanita yang mengenakan pakaian terbuka dan menampilkan tarian yang dinilai tidak pantas oleh masyarakat.

Peristiwa ini menjadi perhatian publik karena pertunjukan tersebut dilakukan di ruang terbuka dan disaksikan oleh banyak pengunjung, termasuk anak-anak. Warga setempat dan netizen mengecam keras pertunjukan tersebut karena dianggap bertentangan dengan norma sosial serta nilai-nilai adat dan agama yang dijunjung tinggi oleh masyarakat Mukomuko.

Anggota DPRD Provinsi Bengkulu dari Daerah Pemilihan Mukomuko, Andy Suhary, S.E., M.Pd., ikut angkat bicara menanggapi kejadian tersebut. Ia menyampaikan keprihatinan mendalam dan mengecam pihak panitia penyelenggara yang dinilainya kurang selektif dalam memilih bentuk hiburan.

“Kabupaten Mukomuko dikenal sebagai daerah yang religius dan sangat menjunjung tinggi adat istiadat. Tentu sangat disayangkan ketika sebuah pertunjukan justru mencoreng citra daerah ini, terlebih saat momen suci seperti Lebaran,” ungkap Andy dalam keterangannya.

Ia menegaskan bahwa penyelenggara kegiatan harus memiliki tanggung jawab moral untuk menyajikan hiburan yang mendidik dan memberikan dampak positif, bukan justru memberikan tontonan yang tidak layak dan bisa berdampak buruk, terutama bagi anak-anak.

“Hiburan yang dihadirkan di ruang publik seharusnya bersifat edukatif dan memperkuat karakter masyarakat, bukan sebaliknya. Apalagi kalau sampai menimbulkan keresahan dan melukai norma sosial,” ujarnya tegas.

Andy juga meminta instansi terkait untuk memberikan teguran kepada panitia acara dan melakukan evaluasi menyeluruh terhadap pelaksanaan kegiatan hiburan di ruang publik.

“Kejadian seperti ini tidak boleh dibiarkan berulang. Harus ada evaluasi dari pihak penyelenggara, termasuk pengawasan lebih ketat dari pemerintah daerah terhadap setiap kegiatan yang melibatkan masyarakat luas,” tambahnya.

Ia berharap insiden ini menjadi pelajaran penting bagi semua pihak agar ke depan, setiap bentuk hiburan yang ditampilkan di tempat wisata maupun acara publik dapat disesuaikan dengan nilai-nilai lokal dan menjaga kesopanan di ruang terbuka.
Pewarta: AMG
Editing: Adi Saputra