TEROPONGPUBLIK.CO.ID — Di tengah gemuruh takbir menyambut Hari Raya Idul Fitri, ketika kebahagiaan menyelimuti setiap rumah dengan hidangan lezat dan pakaian baru, ada kisah pilu yang menggetarkan hati. Di Pasar Tradisional Lemeu, Kecamatan Uram Jaya, Kabupaten Lebong, masih ada saudara-saudara kita yang merayakan kemenangan setelah sebulan berpuasa hanya di bawah naungan dinding triplek rapuh.
Diki Irawan, S.Pd, seorang tokoh masyarakat Kabupaten Lebong, tak kuasa menahan rasa haru ketika menyaksikan kenyataan ini. Dalam suasana Idul Fitri yang seharusnya penuh kebahagiaan, hati beliau justru teriris menyaksikan saudara sebangsa yang hidup tanpa tempat tinggal layak.
"Kabupaten Lebong di Provinsi Bengkulu, Bumi Merah Putih yang kita cintai ini, masih ada saudara-saudara kita yang hidup tanpa tempat tinggal layak. Mereka terpaksa berlindung pada dinding triplek dan tinggal di salah satu pasar tradisional," ujar Diki Irawan dengan nada penuh keprihatinan.
Ketika gema takbir menggema dari masjid-masjid, di sudut pasar itu pula keluarga-keluarga kecil menyambut Idul Fitri tanpa perabotan yang layak, tanpa ruang untuk merasakan kenyamanan, bahkan tanpa jaminan keselamatan. Hidup mereka seolah terabaikan di tengah hingar-bingar pembangunan dan janji-janji kesejahteraan.
"Kita tidak bisa menutup mata terhadap kenyataan bahwa mereka juga berhak atas kehidupan yang lebih baik. Mari bersama-sama bangkit, bergandeng tangan, dan memastikan bahwa tidak ada lagi saudara kita yang hidup tanpa rumah. Ini bukan hanya soal atap dan dinding, tetapi soal martabat dan keadilan sosial," tegas Diki Irawan dengan mata berkaca-kaca.
Idul Fitri adalah momen kemenangan, namun bagaimana kita dapat merasa menang ketika masih ada saudara kita yang hidup terpinggirkan? Diki mengajak seluruh elemen masyarakat, baik pemerintah, organisasi sosial, maupun para dermawan, untuk menebar kepedulian. Jangan biarkan kebahagiaan ini hanya milik mereka yang hidup berkecukupan, tetapi jadikanlah momen ini sebagai ajang berbagi dan merangkul mereka yang terlupakan.
"Hari Raya bukan hanya soal berbagi hidangan dan pakaian baru, tetapi juga berbagi kepedulian dan kasih sayang. Mari jadikan Lebong sebagai tempat yang ramah dan adil bagi semua warganya," harap Diki Irawan.
Kisah pilu ini bukan sekadar potret kesenjangan sosial, tetapi juga panggilan bagi kita semua untuk merenungkan makna kemenangan sejati. Idul Fitri seharusnya membawa kebahagiaan bagi setiap insan, tanpa terkecuali. Mari jadikan momen ini sebagai titik balik untuk membangkitkan solidaritas dan kepedulian, agar tak ada lagi yang merayakan lebaran dalam kepedihan.
Pewarta: AMG
Editing: Adi Saputra