Skip to main content

Inspektorat Provinsi Bengkulu Angkat Anak Asuh, Dukung Program Peduli Yatim Gubernur Helmi Hasan

Inspektorat Provinsi Bengkulu Angkat Anak Asuh, Dukung Program Peduli Yatim Gubernur Helmi Hasan

TEROPONGPUBLIK.CO.ID  <<<>>>  Program Gerakan Peduli Yatim (GPY) yang diinisiasi oleh Gubernur Bengkulu Helmi Hasan bersama Wakil Gubernur Mian terus menunjukkan dampak positif dan semakin meluas ke berbagai instansi di lingkungan Pemerintah Provinsi Bengkulu. Inisiatif ini menjadi bagian dari program Bantu Rakyat, dengan bentuk konkret berupa pengangkatan anak yatim sebagai anak asuh oleh para pejabat daerah.

Terbaru, Inspektorat Provinsi Bengkulu turut ambil bagian dalam implementasi program ini. Lima siswa dari SMA Negeri 1 Bengkulu Tengah secara resmi diangkat sebagai anak asuh oleh instansi tersebut.

"Kami siswa SMA Negeri 1 Bengkulu Tengah mengucapkan terima kasih kepada Bapak Gubernur Bengkulu Helmi Hasan atas program Bantu Rakyat. Saat ini kami telah menjadi anak asuh Inspektorat Provinsi Bengkulu. Terima kasih, Bapak," ucap para siswa secara serempak didampingi oleh guru mereka, pada Jumat (25/7/2025).

Langkah ini tidak hanya menjadi bentuk kepedulian sosial, tetapi juga sejalan dengan amanat konstitusi, khususnya Pasal 34 Undang-Undang Dasar 1945 yang menegaskan bahwa fakir miskin dan anak terlantar menjadi tanggung jawab negara untuk dipelihara dan dilindungi.

Gubernur Helmi Hasan menjelaskan bahwa program ini telah menjadi gerakan bersama seluruh pejabat di tingkat provinsi hingga kabupaten dan kota. Mereka diimbau untuk mengangkat anak yatim sebagai bentuk kepedulian sosial dan penguatan solidaritas kemanusiaan.

"Seluruh pejabat, mulai dari gubernur, wakil gubernur, bupati, wali kota, hingga kepala dinas, kami dorong untuk mengambil peran langsung dalam program ini. Untuk jenjang SMA dan sederajat akan menjadi anak angkat gubernur dan jajarannya," ujar Helmi Hasan.

Berdasarkan data sementara, jumlah anak yatim di Provinsi Bengkulu diperkirakan mencapai 110 ribu jiwa. Gubernur Helmi menyebut bahwa anak-anak tersebut akan dibagi tanggung jawab pengasuhannya ke masing-masing pejabat di lingkungan provinsi, kabupaten, dan kota.

"Anak-anak jenjang SMP ke bawah hingga bayi yang baru lahir akan menjadi tanggung jawab bupati, wali kota, dan para pejabat di daerah. Sementara anak SMA dan sederajat menjadi bagian dari tanggung jawab provinsi," tambahnya.

Di Kota Bengkulu sendiri, lanjut Helmi, jumlah anak yatim mencapai sekitar 1.200 jiwa. Angka yang hampir serupa juga ditemukan di berbagai kabupaten lainnya. Maka dari itu, Helmi berharap agar program ini dijadikan gerakan moral bersama, sebagai bentuk nyata dari semangat gotong royong dan kasih sayang terhadap sesama.

Namun demikian, Gubernur menegaskan bahwa meskipun program ini bersifat masif, pelaksanaannya tidak bersifat memaksa. Ia menekankan bahwa pengangkatan anak yatim sebagai anak asuh dilakukan secara sukarela sebagai bentuk ketulusan.

"Program ini adalah ajakan moral. Tidak ada paksaan. Kalau ada pejabat yang belum siap atau tidak mau, itu tidak apa-apa. Tapi saya salut, karena ada juga staf biasa yang bercita-cita menjadi pejabat, justru sudah siap mengangkat anak yatim sebagai anak angkat mereka," tegas Helmi.

Helmi Hasan menilai, program ini tidak hanya menyentuh sisi kemanusiaan, tetapi juga membangun karakter pejabat yang peduli, rendah hati, dan memiliki rasa tanggung jawab sosial terhadap masa depan generasi muda, khususnya anak-anak yang kehilangan orang tua.

Dengan terus meluasnya program Gerakan Peduli Yatim ke berbagai instansi pemerintah, Pemerintah Provinsi Bengkulu berharap akan tercipta sinergi sosial yang kuat antara pejabat publik dan masyarakat yang membutuhkan, sekaligus membentuk generasi penerus yang lebih tangguh, berdaya, dan mendapat perhatian yang layak.

Program ini menjadi tonggak baru dalam cara pandang pemerintahan terhadap masalah sosial, di mana kebijakan tidak hanya bersifat administratif, tetapi juga menyentuh langsung sisi kemanusiaan dan keadilan sosial.

Pewarta : Amg

Editing : Adi Saputra