Skip to main content

Rohidin Mersyah: Harus Ada Nilai Tambah dalam Mengembangkan Indutri di Daerah

Rohidin Mersyah: Harus Ada Nilai Tambah dalam Mengembangkan Indutri di Daerah

 

KAUR.TEROPONG PUBLIK.COM – Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah mengatakan, untuk mengembangkan industri daerah, harus diperhatikan adanya nilai tambah pada proses produksi.

 

Fungsi nilai tambah itu, sebut Rohidin, menyerap tenaga kerja, meningkatkan perkapita serta mampu mengurangi kemiskinan.

 

Hal itu dimaksudkannya, agar indutri yang akan dijadikan produk daerah dapat benar-benar menjadi suatu produk unggulan guna mendongkrak ekonomi daerah tersebut.

 

“Cara berfikir seperti ini saya harapkan lengkap betul di Kepala Dinas itu, ketika menentukan industri apa yang akan dipatenkan,” kata Gubernur Rohidin, saat menghadiri Rakor dan Sosialiasi penyusunan program  kegiatan bidang perindustrian dan perdagangan se- Provinsi Bengkulu tahun 2020 serta Sosialisasi halal produk Mocaf, di gedung Sentral Kuliner Kota Bintuhan, Kabupaten Kaur, (12/04/2019).

 GUBERNUR,KEGIATAN PERINDUSTIAN DAN PERDANGAN

Disamping itu, jelasnya, perlu juga diperhatikan indikator lainnya seperti, ketersedianan bahan baku, masyarakatnya sudah terbiasa dengan industri tersebut, serta tekhnologinya relatif mudah untuk digunakan.

 

 Saat ini, ungkapnya, hanya beberapa kabupaten saja yang ada di Provinsi Bengkulu yang sudah menetapkan daerahnya sebagai kawasan indutri.

 

“Usahakan tahun 2019 ini semua kabupaten dan kota sudah memilki wilayah kawasan indutri,” tegasnya.

 

Untuk itu, dirinya mendorong agar setiap kabupaten dan kota segera menetapkan daerahnya untuk menjadi kawasan indutri melalui regulasi peraturan daerahnya masing-masing.

 

Sekretaris Daerah Kabupaten Kaur yang hadir Nandar Munadi mengungkapkan, sektor industri dan perdagangan yang ada di Kaur ini masih jauh untuk dapat bersaing dengan provinsi lain. Sedangkan di daerah Kaur ini memiliki potensi dan SDA yang berlimpah.

 

Hal itu, menurutnya, karena produk yang dihasilkan sulit untuk dipasarkan dan dikembangkan akibat kurangnya SDM dan anggaran yang ada.

 

"Percuma kita punya industri namun tidak ada pemasarannya," sebut Nandar.

 

Sosialisasi ini diharapkannya dapat menghasilkan ide dan inovasi yang dapat diterapkan.

 

"Semoga dapat memberikan sesuatu bagi perkembangan industri kuliner di Provinsi Bengkulu ini," tutupnya. (Saipul-Media Center, Pemprov Bengkulu)