Skip to main content

Masalah Sengketa Lahan di Kelurahan Pekan Sabtu Bengkulu: Insiden Kekerasan Kembali Terjadi

Masalah Sengketa Lahan di Kelurahan Pekan Sabtu Bengkulu: Insiden Kekerasan Kembali Terjadi.Kamis(11/9)(aMg - teropongpublik.co.id)

TEROPONGPUBLIK.CO.ID  <<>>> Masalah sengketa lahan di Kelurahan Pekan Sabtu, Kota Bengkulu, kembali memanas. Konflik ini melibatkan warga setempat dengan pihak yang mengklaim kepemilikan lahan tersebut, yang dikenal sebagai pihak Rio. Pada Rabu, 11 September 2024, sekitar pukul 10.00 WIB, situasi di lokasi semakin tegang ketika pihak Rio kembali mencoba memagari lahan yang masih dalam sengketa.

Padahal, hingga saat ini, sengketa kepemilikan lahan tersebut diduga belum mendapatkan keputusan final dari pengadilan. Ketidakjelasan status hukum ini menimbulkan ketegangan di antara warga yang merasa hak-hak mereka dilanggar.

Tidak hanya mencoba memagari lahan, pihak Rio juga diduga membawa sejumlah individu yang berperilaku preman ke lokasi. Preman-preman yang diduga dibayar tersebut bersikap arogan dan brutal, bahkan melakukan tindakan kekerasan terhadap warga yang mencoba mempertahankan lahan mereka. Salah satu korban pengeroyokan adalah seorang tokoh masyarakat dengan inisial Yi. Ia diserang secara fisik oleh kelompok tersebut saat berada di lokasi sengketa.

Tak hanya warga yang menjadi korban, seorang wartawan dengan inisial AD yang tengah meliput kejadian di lokasi juga mengalami intimidasi. Menurut laporan, wartawan tersebut hampir dirampas kontak mobil dan ponselnya oleh para preman. Tindakan intimidasi ini diduga bertujuan untuk menghentikan peliputan yang dilakukan oleh sang wartawan, yang tentunya mengancam kebebasan pers.

Kejadian ini tak pelak memicu reaksi keras dari warga dan pihak yang bersangkutan. Korban pengeroyokan, Yi, dan wartawan AD, langsung melaporkan insiden ini ke Polda Bengkulu pada hari yang sama, Rabu, 11 September 2024, sekitar pukul 13.30 WIB. Mereka berharap aparat penegak hukum dapat segera mengambil tindakan tegas terhadap para pelaku kekerasan yang terlibat.

Bukti-bukti berupa foto yang diambil saat kejadian menunjukkan bahwa beberapa preman yang diduga bekerja untuk pihak Rio terlihat membawa senjata tajam di pinggang mereka saat melakukan pengeroyokan. Keberadaan senjata tajam ini semakin mempertegas betapa seriusnya ancaman yang dihadapi oleh warga dan wartawan di lokasi sengketa.

Dengan adanya insiden ini, masyarakat berharap agar pihak kepolisian, khususnya Polda Bengkulu, segera turun tangan dan melakukan penyelidikan menyeluruh terhadap kejadian ini. Mereka mendesak agar tindakan kekerasan yang dilakukan oleh kelompok preman ini tidak dibiarkan begitu saja, dan pelaku-pelaku yang terlibat dapat segera diproses sesuai hukum yang berlaku.

Kasus ini menambah daftar panjang konflik agraria di Indonesia yang belum terselesaikan. Sengketa lahan sering kali berujung pada kekerasan, terutama ketika aparat hukum tidak mampu memberikan keadilan yang cepat dan tepat. Dalam banyak kasus, warga yang tidak memiliki kekuatan finansial sering kali menjadi pihak yang dirugikan.

Masih menjadi tanda tanya besar bagaimana kelanjutan dari sengketa lahan di Kelurahan Pekan Sabtu ini. Apakah keadilan akan berpihak pada warga yang mempertahankan hak atas tanah mereka, ataukah kekuatan uang dan kekuasaan akan memenangkan pertarungan ini? Yang pasti, masyarakat berharap agar hukum dapat ditegakkan dengan adil dan tidak memihak pada yang kuat saja.(rls)

Pewarta : aMg 

Editing : Adi Saputra